Dalam suatu proses evolusi, kadang mahluk hidup harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan dituntut untuk mampu beradaptasi dengan berbagai faktor demi mempertahankan kelangsungan hidupnya. Sejak dahulu, para ilmuwan selalu memperdebatkan dalam mengemukakan teori yang ditemukannya bahwa adanya peran utama dari faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi proses evolusi tersebut.
Melalui proses evolusi buaya ini para peneliti mencari tahu tentang bagaiman evolusi tersebut berlangsung dan memiliki pola. Sebelumnya telah dikatakan bahwa dorongan evolusi tersebut dipengaruhi oleh perubahan iklim atau perasingan seksual yang hingga sampai saat ini masih menjadi teka-teki. Namun mereka telah memastikan bahwa proses evolusi buaya ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Para ilmuwan tersebut telah menemukan dalam penelitannya bahwa meskipun leluhur buaya telah ada pada zaman Triassic, namun rupa dan bentuk buaya pada masa kini berasal dari zaman Jurassic kurang lebih sekitar 200 juta tahun yang lalu dan yang berubah hanya sifat dan ukurannya saja.
Buaya purba archosaurus adalah raksasa dinosaurus seperti yang lainnya yang bergerak cepat dan hidup di laut. Diketahui perubahan sifat dan ukurannya ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan dalam proses evolusinya dan buaya yang kita kenal saat ini hanya 25 species saja yang bertahan.
Hasilnya menyebutkan bahwa evolusi buaya pada umumnya berjalan sangat lambat, namun kadang lebih cepat disebabkan oleh faktor lingkungannya, bahkan hasil dari penelitian lainnya menyebutkan bahwa evolusi buaya semakin cepat jika iklim disekitarnya lebih hangat.
Para ilmuwan mengukur tubuh buaya, hal itu dilakukan untuk mengetahui seberapa cepat buaya itu tumbuh, seberapa banyak makanan yang dibutuhkannya, seberapa besar jumlah populasinya dan seberapa besar potensinya mereka akan mengalami kepunahan. Temuan ini menunjukan bahwa buaya memang memiliki keanekaragaman yang sangat terbatas serta kemiripan bentuknya dengan nenek moyangnya tersebut disebabkan oleh proses evolusi yang lambat, kemudian para peneliti dan ilmuwan tersebut memperkirakan bahwa buaya memiliki susunan tubuh yang sangat efisien sehingga proses evolusi tidak perlu mengubahnya.
Sebagain para ilmuwan dan peneliti tersebut berargumen, kemampuan adaptif buaya inilah yang membuatnya selamat dari tabrakan meteor besar yang menyebabkan kepunahan massal pada periode Cretaceous, pada saat itu sebagian besar dinosaurus mengalami kepunahan dan buaya pun tidak dapat berkembang dan mengontrol suhu tubuhnya dengan baik sehingga memperlabat proses evolusinya.
Salah satu alasan mengapa buaya dapat bertahan hingga saat ini ialah karena disebabkan oleh kebiasaan buaya itu sendiri untuk menjemur badannya. Kebiasaan menjebur badannya selain untuk menghangatkan tubuhnya adalah untuk menyerap energi matahari dengan membuka mulutnya, sehingga hal tersebut menyebabkan pola makan buaya tak sebanyak hewan berdarah panas lainnya seperti burung dan mamalia.
Oleh : Mata Naga
Buaya oh buaya
BalasHapusPosting Komentar